Kamis, 18 Desember 2014

Masalah Sudut Pandang

Ketika akan mengambil suatu barang yang berjarak dua langkah di depan kita, adakalanya kita berputar-putar seribu langkah terlebih dahulu untuk bisa mengambilnya, dikarenakan ketidaktahuan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi fenomena seperti ini. Tetapi bukan tentang bermacam contoh yang akan saya tulis, melainkan sedikit pengertian saya yang mungkin bisa diambil sebagai pelajaran:

1.       Pelaku adalah orang yang tidak tahu dan dia mengerti bahwa dia tidak tahu.
Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mengatasi persoalan seperti ini. Memang, mungkin agak susah membedakan apakah suatu pekerjaan bisa diselesaikan atau memang tidak ada penyelesaian atasnya. Ini disebabkan karena kita tidak tahu. Maka disinilah ucapan Steve Jobs terbukti kegunaannya; stay foolish, stay hungry agar lama-lama kita menjadi terbiasa terhadap berbagai macam persoalan. Selain ucapan tersebut merupakan peringatan eksplisit untuk maju, juga secara inplisit mengingatkan jangan sekali-kali meremehkan apapun. Hal terkecil sekalipun. Sebab meremehkan akan membuat pelakunya lengah atau yang paling parah mengakibatkan kesombongan.

2.       Tak ada yang sia-sia
Kegigihan adalah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Banyak bukti menunjukkan bahwa kegigihan tidak akan berakhir sia-sia, setidaknya sebagian besar kegigihan memang membuahkan hasil yang memuaskan.
Disamping penyelesaian masalah, solusi yang diperoleh secara gigih akan memberikan kepuasan tersendiri kepada pelakunya. Sebagaimana kita tau, rasa puas yang didapat dengan kerja keras jauh lebih tinggi nilainya daripada kepuasan karena warisan.

3.       Kembali kepada Tuhan
Sebagai makhluk beragama kita akan bersyukur tatkala telah berhasil menyelesaikan persoalan, dan menyadari sepenuhnya bahwa pada akhirnya semua memang kembali kepada kebaikan Tuhan. Sekuat apapun berusaha, tetaplah hasil akhirnya Tuhan yang menentukan.
Dan berbicara mengenai hasil, dulu saya pernah tidak sejalan dengan seorang kawan mengenai lebih penting mana hasil dan proses. Waktu itu saya menyebut proses. Dalam pandangan saya, dalam kehidupan praktis mungkin hasil memang menyenangkan tapi tidak dalam kerangka yang lebih filosofis. Sebagai contoh, betapa menyenangkannya ikut ujian tanpa belajar sungguh-sungguh dan mendapat nilai bagus karena kebetulan. Tapi perlu diingat, hidup tidaklah hanya tentang ikut ujian dan mendapat nilai. Banyak hal-hal di depan yang membutuhkan proses-proses yang benar sejak sekarang. Proses yang benar dan baik menggambarkan pelakunya mengerti apa yang dilakukan, ini artinya dia memiliki pengetahuan yang memang semua orang inginkan.
Dalam kehidupan religius, kita semua menginginkan surga. Kita bahkan berharap ber’hasil’ mencapainya meskipun amal baik yang merupakan kendaraan menuju ke sana dalam keadaan rusak. Dalih yang biasa dipakai, surga dan neraka semata-mata karena ridho Tuhan bukan ditentukan amal perbuatan.
Kalau semua dikembalikan kepada kehendak Tuhan, maka dimana itu keteraturan, dimana sebab akibat, dan dimana pentingnya proses. Bukankah dalam kitab suci proses itu diwajibkan dalam segala hal. Seandainya Tuhan tidak menyuruh manusia berproses maka sudah pasti tak ada kehidupan.
‘Kebetulan’, sering diasosiasikan dengan keberuntungan. Dan ada ungkapan, orang yang pintar kalah dengan orang beruntung.
Saya sebenarnya orang yang suka keberuntungan. Bagi saya keberuntungan adalah pemberian dari yang Maha Kuasa yang datang tiba-tiba. Tapi apakah benar keberuntungan itu memang ada? Atau jangan-jangan keberuntungan itu hanyalah permainan kata bagi orang yang tidak mengetahui proses yang dilakukannya? Atau dengan kata lain, keberuntungan adalah kebodohan yang tidak diketahui pemiliknya.
Contohnya tentang hasil ujian. Mengapa tau-tau kita mendapat nilai bagus padahan sejatinya kalau jujur kita tidak pantas mendapat nilai itu. Secara spontan kita mengatakan itu adalah keberuntungan. Padahal sudah sangat jelas keberuntungan di sini adalah kebodohan yang tidak sejalan dengan sebab akibat.
Dalam contoh lain, ada ungkapan seperti mendapat durian runtuh. Ungkapan untuk menunjukkan keberuntungan besar. Saya tidak tau contoh yang lebih spesifik dalam hal ini. Namun bisa dipastikan analisis yang cermat akan menunjukkan sesungguhnya keberuntungan itu hanyalah hasil baik yang tidak diketahui bagaimana proses sebenarnya.

Tidak dapat dipungkiri ini tentang judul, masalah sudut pandang. Apakah akan memilih praktis atau filosofis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar